Setiap perkumpulan pertemanan entah di kantor atau di komunitas sosial pasti ada yang gemar mengumbar guyonan tidak lucu. Anehnya meskipun mereka melontarkan lelucon tidak lucu, semua orang di sekitarnya tertawa.
Untuk alasan itulah, para ilmuwan meneliti mengapa hal itu bisa terjadi. Menurut mereka, semua orang sudah terprogram untuk tidak mempermalukan orang lain.
Untuk alasan itulah, para ilmuwan meneliti mengapa hal itu bisa terjadi. Menurut mereka, semua orang sudah terprogram untuk tidak mempermalukan orang lain.
"Norma sosial membuat kita enggan memberikan umpan balik negatif," kata Asisten Profesor Psikologi Florida State University Joyce Ehrlinger.
Penelitiannya menciptakan interaksi sehari-hari di mana orang mungkin merasa tertekan untuk menahan informasi negatif. Dalam makalahnya berjudul Polite But Not Honest: How an Absence of Negative Social Feedback Contributes to Overconfidence, ia menemukan sangat jarang orang mengatakan kebenaran tentang mereka sendiri.
Sementara itu tiga studi lain yang dilakukan Ehrlinger dan dua temannya mahasiswa pascasarjana, Adam J Fay dan Joanna Goplen merancang penelitian situasi sosial yang canggung pada perdebatan politik. Untuk mengujinya mereka mengajak peserta yang berpandangan bertentangan dengan isu kontroversial berdiskusi dengan peserta lain yang berbeda pandangan.
Biasanya target menanggapi dengan tersenyum atau samar-samar setuju. Kemungkinan besar hal itu terjadi untuk mengurangi potensi konflik dan ingin meninggalkan bujukan politik. Kemudian dalam studi kedua, para peserta harus percaya diri menampilkan kemampuan mereka mengutarakan lelucon lucu untuk mengenali seberapa banyak yang tertawa hanya untuk bersikap sopan. Ehrlinger pun mendapatkan penjelasan bahwa seseorang yang terlalu percaya diri bisa membahayakan diri sendiri dan melupakan sejenak norma kesopanan.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !